Cirebon, — Rumah Moderasi Beragama (RMB) Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon, bekerja sama dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, menyelenggarakan acara Bedah Buku “JI The Untold Story: Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah” pada Rabu, 28 Mei 2025.
Kegiatan ini bertempat di Auditorium Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Antusiasme peserta hadir dari berbagai kalangan dosen, mahasiswa, serta masyarakat umum dan tayangan live streaming melalui Youtube rmbsejati.
Ketua Rumah Moderasi Beragama UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, H. Muhammad Maimun, M.A., M.S.I., menyampaikan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan literasi keagamaan bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari membangun kesadaran beragama yang inklusif dalam menciptakan ekosistem moderasi untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan,” ucap Maimun.
Lebih lanjut lagi, Muhammad Maimun, berharap kolaborasi dengan Densus 88 AT Polri ini dapat meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga pilar-pilar kebangsaan dan meningkatkan literasi moderasi di ruang maya.
“Kegiatan ini merupakan awal kolaborasi dengan Densus 88 AT Polri untuk terus meningkatkan budaya literasi keagamaan digital juga menjaga empat pilar kebangsaan,yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 selaras dengan nilai dan prinsip agama dan kepercayaan,” tutup Maimun.
Acara dibuka dengan sambutan dari Kompol Satori, S.H., M.M. (perwakilan Densus 88 Polri). Satori menekankan pentingnya sinergi dengan berbagai elemen untuk menyampaikan narasi kontra ekstremisme dan narasi ideologi kekerasan yang dilakukan oleh terorisme serta mengulas perjalanan kisah Jemaah Islamiyah.
“Buku ini lahir untuk memahami bukan untuk menghakimi. Melalui buku ini, yang dulu beranggapan selama ini Jemaah Islamiyah bagian ancaman kebangsaan tanpa memahami mereka sebagai korban, tetapi sekarang dapat mengetahui, Jemaah Islamiyah melakukan pembubaran diri dan memutuskan untuk kembali kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 30 Juni tahun 2024. Pembubaran ini diinisiasi para petinggi Jemaah Islamiyah.”
Lebih lanjut lagi, Satori, berharap kegiatan kolaborasi dengan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon ini dapat membangun komitmen syiar Islam Rahmatan lil ‘Alamiin dan Jemaah Islamiyah dapat bekerja keras membangun bangsa ini.
“Setelah para Jemaah Islamiyah meninggalkan ideologi-ideologi kerasnya, diharapkan mereka dapat bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk membangun bangsa ini dan kolaborasi kegiatan ini dapat berlanjut untuk syiar Islam yang ramah,” ucap Satori.
Dalam kesempatannya, Prof. Dr. Hajam, M.Ag., Wakil Rektor III UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, menyampaikan bahwa kegiatan ini harus terus dilakukan untuk melakukan deradikalisasi.
“Ini merupakan bentuk komitmen kampus dalam pengarusutamaan moderasi beragama dan membangun kesadaran kritis mahasiswa terhadap isu ekstremisme dan terorisme atau kekerasan atas nama agama. Tindakan kekerasan yang dilakukan mereka karena memahami agama secara reduksi dan kontradiktif. Dalam memahami teks Al-Qur’an perlu menafsirkan kata kembali ke makna asalnya, kemudian dilakukan kontekstualisasi. Beriman pada dasarnya adalah dapat memberikan rasa aman bagi sesama manusia atau alam semesta. Dalam kitab kuning, banyak sekali ajaran toleransi. Misalnya dalam kitab Sho’bul Iman, salah satu cabang iman ke-77 adalah bagaimana cinta kepada non Muslim.”
Pada akhir penyampaiannya, Hajam, berharap kegiatan bedah buku ini menjadi jihad bersama dalam melakukan penafsiran teks-teks keagamaan dan dapat mempersatukan umat.
“Harapan ke depannya, berbagai pondok pesantren dan masyarakat dapat melakukan bedah penafsiran teks-teks keagamaan secara bersama-sama, seperti pemahaman kata jemaah itu bukan melahirkan kekerasan, tetapi menyatukan persaudaraan,” ungkap Hajam.
Acara bedah buku ini menghadirkan narasumber dari berbagai pakar keahlian seperti Prof. K.H. Didin Nurul Rosidin, M.A., Ph.D. (Guru Besar Sejarah UIN Siber Syekh Nurjatoi Cirebon); Dr. Solahudin (Pakar Terorisme); Kompol. Eki Mufaqih, M.Si. (Perwakilan Densus 88); Askary Shibgotulhaq (Eks. Kepala Hubungan Internasional Jemaah Islamiyah) yang kini aktif dalam upaya deradikalisasi.
Para narasumber menggali dinamika internal Jemaah Islamiyah, proses transformasi ideologis, serta strategi soft approach yang diadopsi oleh Densus 88 dalam membina eks-narapidana teroris. Diskusi berlangsung hidup dan interaktif, mencerminkan minat tinggi peserta dalam memahami isu-isu keamanan melalui pendekatan akademis dan moderat.
Buku tersebut mengupas perjalanan panjang kelompok Jemaah Islamiyah (JI) — salah satu jaringan terorisme paling dikenal di kawasan Asia Tenggara. Melalui pendekatan naratif dan dokumenter, penulis mengungkap sisi-sisi yang selama ini jarang diketahui publik tentang bagaimana organisasi ini terbentuk, berkembang, terpecah, hingga mengalami transformasi signifikan akibat intervensi negara dan dinamika internal.
Buku ini ditulis berdasarkan wawancara langsung dengan para eks anggota JI, data intelijen Densus 88, serta refleksi peran aparat keamanan dalam proses penanggulangan terorisme berbasis pendekatan lunak (soft approach). Salah satu kekuatan utama buku ini adalah keberanian menghadirkan suara-suara dari dalam jaringan JI sendiri—termasuk narasi eksklusif dari mantan pemimpin dan perancang strategi JI yang kini aktif dalam program deradikalisasi. [Hamid]